• Juli 28, 2023

Masuk Wilayah Zona Hijau, Mentan SYL Optimis Jawa Tengah Bisa Optimal Hadapi El Nino

Masuk Wilayah Zona Hijau, Mentan SYL Optimis Jawa Tengah Bisa Optimal Hadapi El Nino

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan, Jawa Tengah termasuk wilayah zona hijau yang masih memiliki air dari Sungai Bengawan Solo dan Berantas. Karenanya, ia optimis masalah iklim el nino bisa dihadapi bersama dan ketahanan pangan tetap terjaga.

Dalam menghadapi el nino, Mentan SYL mendorong para Kepala Dinas Pertanian di Provinsi Jawa Tengah untuk memperkuat ketersediaan pangan nasional dengan mempercepat proses panen dan tanam.

Mentan SYL menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi antar lini agar ke depan pemerintah bisa mengantisipasi pengaruh cuaca ekstrem. Apalagi Pulau Jawa adalah lumbung pangan terbesar Indonesia yang wajib mendapat pengawalan bersama agar pangan tersedia dengan baik.

“Jangan lupa di Jawa ini padat manusianya dan tidak boleh sedikit berspekulasi dengan cuaca karena cuaca itu sangat berpengaruh pada pertanian,” katanya.

Sementara itu, saat kegiatan panen dan tanam padi aplikasi biosaka dalam rangka antisipasi el nino di Kelurahan Tambangan, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (27/7/2023), Mentan SYL juga mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan petani serta Pemerintah Kota Semarang untuk meningkatkan sektor pertanian. Diantaranya gerakan menanam padi menggunakan pot oleh masyarakat.

Mentan SYL mengatakan, Kota Semarang diberi banyak karunia oleh Tuhan, sumber air yang banyak dan ada di mana-mana. “Sungai Berantas belum kering, Sungai Sadang ada, waduk-waduk masih banyak air. Sehingga apapun ancaman dari kehidupan tidak akan bisa membuat kita mundur, karena Allah sudah memberikan modal dasarnya,” ungkap Mentan.

Selain itu, Mentan juga mengapresiasi Kota Semarang yang masih mempertahankan lahan-lahan pertanian. Karena ia yakin, Indonesia bisa besar melalui sektor pertanian. Tidak akan ada yang bisa dilakukan manusia tanpa makan. Indonesia bisa berdiri karena pertanian, bukan karena bedil ataupun perang.

Mentan juga menyebut, dengan pertanian yang kuat, Indonesia bisa berhasil menghadapi berbagai tantangan. Meski dilanda pandemi Covid-19 selama tiga tahun, Indonesia justru bisa swasembada pangan. Bahkan, Indonesia masuk ke dalam sebelas negara yang survive dalam menghadapi pandemi.

“Pertanian itu di depan mata. Kalau mau perbaiki Semarang, perbaiki pertaniannya. Cocok dengan program Ibu Walikota. Kalau pimpinan daerah agresif, masyarakat akan sejahtera. Untuk soal pertanian, semua harus kompak dan berani, pasti rakyat menikmati,” tuturnya.

Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan terima kasih kepada Mentan yang sudah mengajarkan proses biosaka secara langsung kepada para petani. Sebab biosaka merupakan sebuah solusi untuk menekan biaya produksi dengan tidak perlu membeli pupuk kimia, serta menjadikan hasil produksi lebih berkualitas.

Hevearita mengatakan, Kota Semarang adalah kota yang unik karena mempunyai dataran rendah, dataran tengah, dan dataran tinggi sekaligus. Bahkan, meski kota metropolitan, Semarang masih mempunyai banyak sawah, ternak, dan lautan.

Ia merinci, Kota semarang masih punya lahan lestari seluas 2000 hektar, lahan produktif 30 ribu hektar, kelompok tani sebanyak 115, dan kelompok peternak 110. Dengan begitu, Hevearita berharap ketahanan pangan bisa diampu sendiri oleh Kota Semarang, tak perlu mencari dari luar.

Awal tahun 2023, Kota Semarang mendirikan Badan Usaha Milik Petani untuk menjadikan para petani lebih sejahtera. Selain itu, Semarang juga punya empat kecamatan unggulan dalam sektor pertanian, yakni Ngaliyan, Mijen, Gunung Pati, dan Banyumanik, sehingga kedaulatan pangan terjaga.

“Kota Semarang juga mengembangkan inovasi menanam padi di dalam pot yang hasilnya tidak kalah dengan menanam di sawah. Ini sebagai alternatif bagi para ibu rumah tangga untuk bisa menghasilkan padi buat konsumsi keluarganya sendiri,” tutur Hevearita.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengatakan, acara panen padi berbiosaka di Kota Semarang ini menunjukkan bahwa di setiap tersedia lahan dan di situlah ditanami.

Di Kecamatan Mijen ini telah menerapkan pola tanam IP300 setahun tiga kali panen dan aplikasi biosaka menghemat pupuk dan pestisida kimia sintetis. Hemat pupuk kimia hingga 50 persen dari kebiasaan, bahkan ada yang full tanpa pupuk kimia sintetis sama sekali.

“Petani menggunakan input dari bahan organik dan alami sehingga ramah lingkungan. Ini sebagai perwujudkan dari prinsip pertanian berkelanjutan ” jelasnya.

Lebih jauh Suwandi menyampaikan bahwa jangan racuni lahan dan air dengan bahan kimia sintetis berbahaya, beracun, tingkatkan produksi dan produktivitas, serta kembalikan kesubuhan lahan.

“Karena lahan dan alam ini pinjaman dari warisan nenek moyang untuk anak cucu generasi mendatang,” tandas Suwandi.(*)

Berita Terkait

Mentan SYL Siap Kerjasama Pengembangan Green House Skala Industri dengan Spanyol

Mentan SYL Siap Kerjasama Pengembangan Green House Skala…

  Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama jajaran Eselon I Kementerian Pertanian…
Menyulap lahan tandus jadi pemasok sayur terbesar Eropa

Menyulap lahan tandus jadi pemasok sayur terbesar Eropa

SPANYOL – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengunjungi salah satu…
Perkuat Pangan Lintas Negara, Mentan SYL Kunjungi Screen House Almeria Spanyol

Perkuat Pangan Lintas Negara, Mentan SYL Kunjungi Screen…

SPANYOL – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengunjungi Screen House…