- September 16, 2025
Penguatan SDM Pertanian, UIN Jakarta dan Kementan Jajaki Kolaborasi Riset dan Pengembangan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan Kementerian Pertanian (Kementan) membuka peluang kerja sama dalam penguatan sumber daya manusia, riset pertanian, serta inovasi teknologi berbasis pesantren. Diskusi penjajakan dilakukan pada Senin (15/9/2025) di Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Jakarta.
Fokus pembahasan mengerucut pada kolaborasi pendidikan, sertifikasi, riset terapan, dan pengembangan model pertanian modern yang terintegrasi dengan basis keislaman.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman di berbagai kesempatan menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting yang sangat strategis dalam pengembangan teknologi dan inovasi di sektor pertanian.
“Perguruan tinggi berperan besar dalam kemajuan bangsa. Melalui kolaborasi ini, kita dapat mempercepat tercapainya target swasembada pangan yang diharapkan Presiden,” ujar Mentan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti, menyampaikan dukungannya. Menurutnya, kolaborasi ini sejalan dengan agenda strategis Kementan dalam memperkuat kapasitas SDM pertanian, mulai dari sertifikasi, peningkatan kompetensi, hingga pengembangan jejaring riset terapan.
Sedangkan Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Kementan, Muhammad Amin menekankan bahwa penguatan sumber daya manusia, inovasi teknologi, dan hilirisasi riset merupakan kunci dalam mendorong pertanian maju.
Menurutnya, sektor pertanian memiliki peran strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi sekaligus menjadi penyerap tenaga kerja terbesar.
“Pendidikan vokasi pertanian berperan penting dalam menyiapkan generasi petani baru, mengembangkan teknologi tepat guna, serta mendukung pencapaian swasembada pangan. Melalui kolaborasi dengan perguruan tinggi, kita dapat melahirkan inovasi yang langsung menjawab kebutuhan masyarakat dan dunia usaha,” ujar Amin.
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN, Husni Teja Sukmana, menjelaskan bahwa sinergi dengan Kementan sudah berjalan, khususnya melalui program pascasarjana.
“Lebih dari 80 persen mahasiswa S2 Agribisnis yang mengikuti tugas belajar mandiri berasal dari Kementan. Kami terbuka untuk memperluas sinergi ini, termasuk menyediakan kelas khusus dan kolaborasi dalam penguatan kebijakan pangan,” katanya.
Guru Besar komunikasi penyuluhan pertanian, Prof. Ujang Mamang, menekankan pentingnya menghubungkan riset dengan kebutuhan nyata masyarakat.
“Pemberdayaan masyarakat sekitar pesantren bisa menjadi titik masuk. Kita perlu membangun model ketahanan pangan lokal berbasis komunitas,” tandasnya.
Selain pembahasan program magister, sertifikasi, dan riset bersama, potensi inkubasi bisnis serta pengembangan startup pertanian juga menjadi agenda utama. UIN mendorong agar mahasiswa yang terlibat dapat mengikuti sertifikasi resmi yang difasilitasi Kementan, sementara FST UIN siap membuka akses pada hibah kompetitif nasional. (Mn, Ang)