• Mei 2, 2024

KEMENTAN KAWAL PERTANAMAN PADI DI PANTURA, JAWA BARAT DARI SERANGAN HAMA

KEMENTAN KAWAL PERTANAMAN PADI DI PANTURA, JAWA BARAT DARI SERANGAN HAMA

Terus mewaspadai serangan hama dan penyakit yang dikhawatirkan mengancam produksi pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan intensif melakukan monitoring, bimbingan teknis, dan gerakan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT).

Gerakan pengendalian dilakukan masif pekan ini di 4 kabupaten pantura Jawa Barat, yaitu Bekasi, Karawang, Subang, dan Cirebon dengan area pengendalian yang lebih luas. Gerakan pengendalian yang dilakukan bersama Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Balai Besar Peramalan OPT, serta petugas POPT kali ini (1/5) menarik animo petani dan masyarakat luas untuk turut aktif berpartisipasi dalam upaya pengamanan pertanaman pangan.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyatakan bahwa Kementan menyambut baik partisipasi masyarakat setempat dan Pemerintah Daerah dalam mengamankan pertanaman. Harapannya semua pihak terkait akan terus mendukung dan membersamai petani mengendalikan OPT di lapangan.
“Saya sangat apresiasi kepada seluruh pihak yang turun ke lapangan, yang sudah hadir di tengah-tengah petani, dan membantu petani kita mengatasi masalah OPT di lapangan. Saudara-saudaraku, area yang harus kita amankan ini sangat luas, tentu kita tidak bisa bergerak sendiri menghadapi kondisi ini. Jadi mari kita saling bekerja sama, solid, dan menguatkan satu sama lain,” tegas Suwandi.

“Sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian, ayo kita giatkan gerakan pengendalian dan sebarluaskan kegiatan ini di wilayah lainnya. Kita dorong juga agar petani lebih mandiri dan kreatif dalam menghadapi kondisi di lapangan saat ini,” tambah Suwandi.

Sementara itu, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Rachmat mendukung pelaksanaan gerakan pengendalian secara serentak dan berkelanjutan ini agar perkembangan OPT teramati dan pertanaman petani terlindungi.
“Kita harus lebih peduli dan waspada dengan kondisi yang sedang terjadi di lapangan. Apalagi di wilayah pantura yang termasuk sentra produksi padi dan masuk musim peralihan seperti sekarang, keberadaan penggerek batang dan wereng membuat petani resah. Sekarang yang terpenting lakukan terus kegiatan gerakan pengendalian secara kondisi serangan OPT dan evaluasi hasilnya agar pertanaman petani aman dan bisa dipanen dengan maksimal,” jelas Rachmat.

Sebelum gerakan pengendalian dimulai, petani dibekali dengan bimbingan teknis oleh petugas dari BBPOPT. Dalam bimbingan teknis ini disampaikan mengenai bioekologi penggerek batang padi dan wereng coklat, bahan pengendali yang digunakan, cara pemilihan pestisida yang tepat, dan cara aplikasi pestisida agar efektif menekan perkembangan OPT di lapangan. Melalui bimbingan teknis ini diharap petani menjadi lebih siap dan siaga dalam menghadapi serangan OPT.

Koordinator Satuan Pelayanan Wilayah II Subang, H. Iduk menyampaikan kesiapannya mengawal pengendalian penggerek batang dan wereng di wilayahnya sampai tuntas. “Gerakan pengendalian sudah dijadwalkan hingga akhir pekan ini dan setelahnya akan kami evaluasi apakah berhasil menurunkan populasi penggerek batang dan wereng atau tidak. Kami juga sangat mengapresiasi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan yang telah memfasilitasi gerakan pengendalian ini sehingga membantu meringankan beban petani,” tutur Iduk.

Berita Terkait

Bupati Halmahera Timur Ajak Semua Pihak Sukseskan TMMD di Maba Tengah dan Utara

Bupati Halmahera Timur Ajak Semua Pihak Sukseskan TMMD…

Bupati Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara (Malut), Ubaid Yakub, resmi membuka program…
Terintegrasi Hulu-Hilir, Kementan Luncurkan Kawasan HDDAP 10.000 hektar di 13 Kabupaten

Terintegrasi Hulu-Hilir, Kementan Luncurkan Kawasan HDDAP 10.000 hektar…

Surabaya – Kementerian Pertanian bersama _Asian Development Bank_ (ADB) dan _International Fund…
Remiten Sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekosistem Pertanian Bagi Petani Muda

Remiten Sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekosistem Pertanian Bagi Petani…

BANJAR – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya…